Kehidupan akan terus berputar selama matahari masih
setia menunuaikan tugasnya. Namun bergulirnya waktu tidak selalu berpihak pada
keberuntungan, bahkan kerasnya zaman seakan memaksa setiap orang untuk mengakhiri
perjalanannya lebih awal dari garis finish. Kesulitan, tekanan dan ketakutan,
adalah sisi buruk dari setiap babak yang harus dilewati dalam sebuah panggung
kehidupan. Dan tidak jarang kenyataan ini mampu memupuskan keberhasilan serta
kebahagiaan yang pernah dinikmati.
Israel adalah bangsa pilihan yang dibentuk Tuhan dengan janji penyertaan yang sangat konsisten. Pembebasan dari Mesir menjadi sentral memori kesetiaan Tuhan tentang janji-Nya, sehingga berulang-ulang Tuhan mengingatkan peristiwa pembebasan dari Mesir ketika mereka dalam kesulitan ataupun sedang memberontak kepada Tuhan. Dan berulang-ulang juga Tuhan membuktikan bahwa Ia selalu mengasihi mereka.
Namun kesulitan itu datang lagi. Ancaman perang Filistin menjadi tekanan yang luar biasa bagi Saul beserta seluruh rakyat. Tantangan Goliat menciptakan kepanikan di kubu Israel, pendekar dari Gat dengan tinggi badan sekitar 300 cm itu mengajak duel satu lawan satu. Mengenakan pelindung kepala dan penutup kaki dari tembaga, berbalut baju zirah seberat 60 kg, Goliat tampak gagah. Menyandang lembing dengan ujung seberat lebih kurang 7 kg dan dikawal oleh seorang pembawa perisai, membuat sang pendekar semakin percaya diri. Sebaliknya, hal ini menambah kegentaran barisan umat Tuhan.
II. Solusi
1. Membangkitkan Semangat (17: 12-31)
Apakah semuanya sudah berakhir? Apa yang harus dilakukan?
Dalam keadaan terjepit dan seakan tidak ada jalan
keluar, ternyata harapan itu selalu ada. Setidaknya
seseorang masih punya semangat
yang dapat ia kobarkan. Respon Daud ketika mendapat perintah Isai, adalah bangun
pagi-pagi (shakam = segera bertindak/sangat mendesak/penting
sekali) lalu berangkat sesuai perintah ayahnya. Dengan
semangat dan antusias Daud melihat persoalan bangsanya masih dapat diatasi.
2.
Membangun Keyakinan (17:
32-36)
Semangat itu pula yang membangkitkan keyakinan serta optismisme yang tinggi dalam diri Daud. Dengan pengalaman dan keahlianya sebagai seorang gembala, ia pernah berhasil menjaga ternak gembalaannya dari serangan binatang buas. Itulah sebabnya Daud menasihati saudara sebangsanya agar tidak tawar hati (naphal=runtuh/jatuh/ambruk/kehilangan harapan). Ia sangat yakin bahwa lawannya akan bernasib sama seperti singa maupun beruang yang pernah dihajarnya, ia akan mengalahkan mereka.
3. Mengokohkan Iman (17: 37-44)
Pengalaman hidup Daud, didasarkan pada iman terhadap
peran aktif Allah yang menjadi pembelanya. Ia mengakui bahwa semua keberhasilan
yang diraih merupakan kasih karunia Allah. Tuhan telah melepaskannya
dari cakar singa dan beruang. Dengan kata lain Daud ingin mengingatkan
bangsanya tentang keberadaan Allah yang nyata, Allah yang hidup (khay = hidup
bersama/menyertai), mendengar dan peduli terhadap umat-Nya. Ancaman
bangsa Filistin, dipandang sebagai sebuah peluang untuk membuktikan bahwa Allah
Israel itu hidup.
4.
Mempererat Hubungan (17:
45-58).
Memiliki semangat yang tinggi, optimisme juga iman
terhadap Allah yang hidup, tidak membuat Daud ingin meraih kemenangan dengan
tujuan mencari popularitas diri sendiri. Konsepnya tentang peran aktif Allah
dalam seluruh aspek hidupnya, adalah keberpihakan Allah secara nyata. Bukan
pengalaman yang membuat Daud berani, bukan pula karena tongkat dan keahliannya
mengumban. Tetapi dengan nama Tuhan (besem
YHWH = dengan nama TUHAN yang menyuruh & menyertai Musa –cf. Kel.3:14),
ia maju menghadapi Goliat dan memenangkan pertarungan. Bersama Tuhan
pasti ada kemenangan.
Kegagalan bukanlah akhir dari segalannya…tetapi seseorang akan berakhir ketika ia berhenti…Kisah dalam kitab 1Samuel 17 ingin memberikan pelajaran kiat-kiat menghadapi persolan hidup dan terus bergerak maju. Pelajaran itu antara lain,
1. Bangkitkan semangat
2.
Selalu optimis. Salah seorang pemimpin negara
Amerika pernah berkata, “orang yang pesimis selalu
melihat kesulitan dalam
sebuah kesemptan, tetapi orang yang optimis dapat melihat kesempatan di
balik
kesulitan.
3.
Selain itu tetaplah beriman bahwa Tuhan di dalam Yesus Kristus itu hidup.
Suatu ketika karena
tekanan yang sangat berat dari lawan-lawannya, Martin Luther salah seorang reformator, seperti
kehilangan semangat hidup. Tetapi ia begitu terkejut melihat isterinya sore itu berdandan sebagaimana
layaknya seorang yang akan pergi ke rumah duka. Spontan ia bertanya, “siapa yang meninggal…?”
“Tuhan..!” jawab sang isteri. “Tuhan yang engkau andalkan telah meninggal…!” ”Tidaaak...!” teriak
Luther, sambil melompat dari tempat duduknya seakan terjaga dari mimpi buruk dan dengan penuh
semangat ia meyakinkan isterinya bahwa Tuhan tidak pernah mati.
tekanan yang sangat berat dari lawan-lawannya, Martin Luther salah seorang reformator, seperti
kehilangan semangat hidup. Tetapi ia begitu terkejut melihat isterinya sore itu berdandan sebagaimana
layaknya seorang yang akan pergi ke rumah duka. Spontan ia bertanya, “siapa yang meninggal…?”
“Tuhan..!” jawab sang isteri. “Tuhan yang engkau andalkan telah meninggal…!” ”Tidaaak...!” teriak
Luther, sambil melompat dari tempat duduknya seakan terjaga dari mimpi buruk dan dengan penuh
semangat ia meyakinkan isterinya bahwa Tuhan tidak pernah mati.
4.
Persoalan hidup akan selalu ada tetapi orang percaya
akan keluar sebagai pemenang apabila
menghadapinya bersama Tuhan, harus memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan karena
penyertaan-Nya adalah jaminan kemenangan. A m i n.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar