Jumat, 20 Juli 2012

Belum Berakhir: 1Sam. 17:1-58

I.                 Akar Permasalahan (17: 1-11)
           
Kehidupan akan terus berputar selama matahari masih setia menunuaikan tugasnya. Namun bergulirnya waktu tidak selalu berpihak pada keberuntungan, bahkan kerasnya zaman seakan memaksa setiap orang untuk mengakhiri perjalanannya lebih awal dari garis finish. Kesulitan, tekanan dan ketakutan, adalah sisi buruk dari setiap babak yang harus dilewati dalam sebuah panggung kehidupan. Dan tidak jarang kenyataan ini mampu memupuskan keberhasilan serta kebahagiaan yang pernah dinikmati.

Israel adalah bangsa pilihan yang dibentuk Tuhan dengan janji penyertaan yang sangat konsisten. Pembebasan dari Mesir menjadi sentral memori kesetiaan Tuhan tentang janji-Nya, sehingga berulang-ulang Tuhan mengingatkan peristiwa pembebasan dari Mesir ketika mereka dalam kesulitan ataupun sedang memberontak kepada Tuhan. Dan berulang-ulang juga Tuhan membuktikan bahwa Ia selalu mengasihi mereka.

Namun kesulitan itu datang lagi. Ancaman perang Filistin menjadi tekanan yang luar biasa bagi Saul beserta seluruh rakyat. Tantangan Goliat menciptakan kepanikan di kubu Israel, pendekar dari Gat dengan tinggi badan sekitar 300 cm itu mengajak duel satu lawan satu. Mengenakan pelindung kepala dan penutup kaki dari tembaga, berbalut baju zirah seberat 60 kg, Goliat tampak gagah. Menyandang lembing dengan ujung seberat lebih kurang 7 kg dan dikawal oleh seorang pembawa perisai, membuat sang pendekar semakin percaya diri. Sebaliknya, hal ini menambah kegentaran barisan umat Tuhan.

II.               Solusi

1.                 Membangkitkan Semangat (17: 12-31)
Apakah semuanya sudah berakhir? Apa yang harus dilakukan?
Dalam keadaan terjepit dan seakan tidak ada jalan keluar, ternyata harapan itu selalu ada. Setidaknya
seseorang masih punya semangat yang dapat ia kobarkan. Respon Daud ketika mendapat perintah Isai, adalah bangun pagi-pagi (shakam = segera bertindak/sangat mendesak/penting sekali) lalu berangkat sesuai perintah ayahnya. Dengan semangat dan antusias Daud melihat persoalan bangsanya masih dapat diatasi.
2.               Membangun Keyakinan (17: 32-36)

Semangat itu pula yang membangkitkan keyakinan serta optismisme yang tinggi dalam diri Daud. Dengan pengalaman dan keahlianya sebagai seorang gembala, ia pernah berhasil menjaga ternak gembalaannya dari serangan binatang buas. Itulah sebabnya Daud menasihati saudara sebangsanya agar tidak tawar hati (naphal=runtuh/jatuh/ambruk/kehilangan harapan). Ia sangat yakin bahwa lawannya akan bernasib sama seperti singa maupun beruang yang pernah dihajarnya, ia akan mengalahkan mereka.


3.              Mengokohkan Iman (17: 37-44)
Pengalaman hidup Daud, didasarkan pada iman terhadap peran aktif Allah yang menjadi pembelanya. Ia mengakui bahwa semua keberhasilan yang diraih merupakan kasih karunia Allah. Tuhan telah melepaskannya dari cakar singa dan beruang. Dengan kata lain Daud ingin mengingatkan bangsanya tentang keberadaan Allah yang nyata, Allah yang hidup (khay = hidup bersama/menyertai), mendengar dan peduli terhadap umat-Nya. Ancaman bangsa Filistin, dipandang sebagai sebuah peluang untuk membuktikan bahwa Allah Israel itu hidup.
4.             Mempererat Hubungan (17: 45-58).
Memiliki semangat yang tinggi, optimisme juga iman terhadap Allah yang hidup, tidak membuat Daud ingin meraih kemenangan dengan tujuan mencari popularitas diri sendiri. Konsepnya tentang peran aktif Allah dalam seluruh aspek hidupnya, adalah keberpihakan Allah secara nyata. Bukan pengalaman yang membuat Daud berani, bukan pula karena tongkat dan keahliannya mengumban. Tetapi dengan nama Tuhan (besem YHWH = dengan nama TUHAN yang menyuruh & menyertai Musa –cf. Kel.3:14), ia maju menghadapi Goliat dan memenangkan pertarungan. Bersama Tuhan pasti ada kemenangan.

Kegagalan bukanlah akhir dari segalannya…tetapi seseorang akan berakhir ketika ia berhenti…Kisah dalam kitab 1Samuel 17 ingin memberikan pelajaran kiat-kiat menghadapi persolan hidup dan terus bergerak maju. Pelajaran itu antara lain,

1.               Bangkitkan semangat
  
2.               Selalu optimis. Salah seorang pemimpin negara Amerika pernah berkata, “orang yang pesimis selalu   
             melihat kesulitan dalam sebuah kesemptan, tetapi orang yang optimis dapat melihat kesempatan di 
             balik kesulitan.

 3.              Selain itu tetaplah beriman bahwa Tuhan di dalam Yesus Kristus itu hidup. Suatu ketika karena
             tekanan  yang sangat berat dari lawan-lawannya, Martin Luther salah seorang reformator, seperti
             kehilangan semangat hidup. Tetapi ia begitu terkejut melihat isterinya sore itu berdandan sebagaimana
             layaknya seorang yang akan pergi ke rumah duka. Spontan ia bertanya, “siapa yang meninggal…?”
             “Tuhan..!” jawab sang isteri. “Tuhan yang engkau andalkan telah meninggal…!” ”Tidaaak...!” teriak
             Luther,  sambil melompat dari tempat duduknya seakan terjaga dari mimpi buruk dan dengan penuh
             semangat ia  meyakinkan isterinya bahwa Tuhan tidak pernah mati.

 4.             Persoalan hidup akan selalu ada tetapi orang percaya akan keluar sebagai pemenang apabila            
            menghadapinya bersama Tuhan, harus memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan karena
            penyertaan-Nya adalah jaminan kemenangan.      A m i n.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar