Ada banyak orang yang tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hal ini, baik yang ingin membuktikan kebenaran keberadaan serta isi Alkitab, maupun orang yang ingin membuktikan bahwa Alkitab itu tidak pernah ada atau meragukan kebenaran isinya. Beberapa tahun yang lalu, beberapa ahli purbakala menemukan lebih kurang seribu perhiasan dan barang-barang tembikar dalam sembilan gua pekuburan diseberang lembah Hinom, sebuah lembah yang berhadapan dengan tembok kota Yerusalem sebelah selatan, diantara harta-harta tersebut terdapat dua kalung perak yang berukiran ayat-ayat Alkitab. Bagian-bagian dari perhiasan ini terdiri dari lembaran-lembaran perak murni yang di gulung seperti gulungan-gulungan surat perkamen untuk digunakan sebagai kalung, walaupun sebagian dari teks ayat Alkitab yang tertera disitu sudah hilang, bagian perhiasan yang ditemukan tersebut menunjukkan bahwa kalung-kalung perak ini berisi ukiran ayat-ayat Alkitab yang paling tua yang pernah ditemukan di dunia ini.
Bukti-bukti purbakala tentang Alkitab menjadi perdebatan dari abad ke abad. Karena sepanjang sejarah penemuan benda-benda purbakala sering terjadi kesalahan dalam hal data seperti waktu kejadian, lokasi terjadinya peristiwa atau orang-orang yang terlibat di dalamnya serta urutan dan lamanya kejadian. Akan tetapi, walaupun telah diserang bertubi-tubi dan sangat keji oleh para sarjana yang tidak beriman selama lebih dari seabad, Alkitab tetap berdiri sebagai buku yang paling akurat dan otoritatif dibandingkan dengan semua buku yang pernah ditulis di dunia ini. Selama hampir seratus lima puluh tahun terakhir ini, banyak pengkritik Alkitab mendukung suatu teori yang dikenal dengan nama Documentary Hypotesis. Ini adalah suatu teori yang menyangkal pernyataan Alkitab bahwa Musa adalah penulis kitab Kejadian dan kitab-kitab yang lain darai ke
Bangsa Yahudi
terkenal cerdas dan sangat kritis terhadap perilaku kehidupan yang diterapkan
di bangsanya. Mereka sangat berani mengadakan perdebatan apabila berbicara soal
agama dan sejarah mereka. Dari idealisme ini dapat
dipastikan, orang-orang Yahudi tidak mudah menuruti aturan-aturan dan
hukum-hukum seperti perayaan Paskah, hari Pantekosta atau hari raya Pondok Daun
yang notabene pelaksanaannya sangat rumit dan tidak mudah untuk dikerjakan,
apabila nenek moyang mereka tidak pernah mengadakan perayaan-perayaan ini
sebelumnya. Ini berarti perayaan-parayaan tersebut adalah perayaan
turun-temurun dari generasi ke generasi yang sudah menjadi perayaan nasional
dan patut mereka lakukan selama berabad-abad. Dengan kata lain seandainya ajaran-ajaran
yang mereka taati sampai hari ini – paling tidak di zaman rasul-rasul –
hanyalah rekayasa religius dari pemimpin agama supaya semua perayaan-perayaan
itu dilakukan, padahal sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh nenek moyang
mereka, pastilah ajaran-ajaran itu akan ditolak dan orang yang mengajarkannya
akan dianggap pengacau. Akan tetapi sampai hari
ini tidak ada catatan yang menjelaskan bahwa hal itu pernah terjadi.
Uraian tersebut
di atas sedikitnya telah memberikan gambaran bagaimana keunikan Alkitab
ditinjau dari sejarah penemuannya. Alkitab merupakan suatu keajaiban kekal yang
sangat menakjubkan. Ditulis bagian demi bagian dalam kurun waktu lima belas abad, dalam
lingkup dan suasana masyarakat yang berbeda-beda serta dalam bahasa yang berbeda
pula. Para penulisnya adalah orang-orang yang
memiliki temperamen, bakat dan kondisi yang berlainan (ada yang terpelajar dan
ada yang berpendidikan, ada yang punya kedudukan sebagai raja tapi ada juga
hanya sebagai petani dan nelayan bahkan ada yang sebagai budak dan yang lainnya
sebagai orang merdeka). Bentuk penyampaiannya sangat menarik karena disajikan
dalam bentuk komposisi instruktik dengan penulisan yang baik yaitu dalam bentuk
sejarah, nubuat, sanjak, kiasan, perlambangan, tafsiran hukum, pernyataan
harafiah, peraturan, contoh, amsal, pidato, surat-surat khotbah, doa, yang pada
intinya mencakup semua pembicaraan manusia yang rasional. Selain itu dalam
menguraikan sesuatu yang tidak nyata dan sangat sulit, para penulis tidak
melalukan pertentangan antara penulis yang satu dengan penulis yang lain. Ini
merupakan salah satu ciri Alkitab yang dapat dijadikan bukti bahwa Alkitab
ditulis berdasarkan inspirasi atau ilham dari Allah, bahwa penulis-penulis
Alkitab tidak seperti lazimnya penulis-penulis yang baik sebelum maupun sesudah
itu.
*(bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar